MENTANDIK, MULUT, MERUMBUN Setelah sekian waktu dari kecil hingga sekarang yang selalu terngiang dalam benak, kegiatan dimasa kecil yang sangat jauh berbeda dengan anak-anak dimasa sekarang yang lebih cinta kepada monitor, sehingga menjadi mereka kurang menyenangi lingkungan, acuh tak acuh, induvidual. Bahkan kadang tidak tahu dengan kampung ataupun bahasa daerah sendiri. Dimasa lalu yang sering kami lakukan dengan teman-teman kami berbagai kegiatan yang jauh dari kehidupan hingar bingar, sehingga antar kamipun mencari kegiatan yang mengasyikkan, amat DESO diantaranya Mentandik, Mulut dan Merumbun. Kegiatan tersebut adalah menangkap burung dengan cara tradisional sekali , untuk pertama kali yang kami persiapkan adalah pulut (lem alam dari getah karet), adapun cara membuat puluh adalah mengumpulkan getah pohon karet (menyadap) selanjutnya dimasak dan dicampur dengan oli kotor sampai mengental dan berubah warna mengental, Pulut ini (lem alam dari getah) bisa bertahan sampai tahunan
Postingan populer dari blog ini
DAUN SIMPOR
DAUN SIMPOR Simpor merupakan tumbuhan hutan yang berdaun lebar yang sangat khas bagi pulau belitung, dan banyak digunakan untuk sebagai bungkus seperti halnya tempe, walau sekarang kalah sama plastik, tetapi masih bisa dijumpai. Jika anda ke pasar tradisional di daerah Belitung masih banyak penjual sayuran/bumbu dapur yang menggunakan daun Simpor ini sebagai bungkus. Untuk menemukan/mendapatkan Daun Simpor tidak begitu sulit dan masih banyak tumbuk di hutan belitung selain simpor yang umum digunakan sebagai bungkusan tadi, di Belitung juga terdapat Simpor Laki yang menurut sebagian masyarakat belitung mempercayai karena tumbuhan ini ada khasiat tertentu, kata mereka "salah satu buktinya di belitung tidak ada binatang buas" (boleh percaya atau tidak tergantung masing-masing). Pucuk Daun Simpor atau bunganya sangat disukai oleh Pelanduk (kancil) serta kijang. Karena masih mudah didapat hanya sedikit masyarakat belitung yang menanam pohon ini, walaupun sebenarnya
Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong
Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong Riwayat Putri Nurjanu atau Nibong Belegong . Alkisah Beberapa ratus tahun lalu,di kampong Aik Kelekak Nangkak ( sekarang Dusun Dudat ),tinggalah seorang ibu tua bernama Dayang Samak bersama anaknya-anaknya.Di rumah itu juga tinggal seorang gadis dari seberang bernama Nurjanu. Gadis ini konon dikabarkan berparas sempurna.Berkulit bening,laksana kaca.Hingga dilukiskan jika ia minum,air yang ia minum itu bisa terlihat ketika lewat di kerongkongan nya.Rambut panjangnya di lukiskan : bila di bersihkan perlu tujuh ramunan ( bahasa local berate kayu penjemur pakaian , red ) untuk menjemur.Hebat nian bunga Aik Kelekak Nangka ini. Penduduk Aik Kelekak Nangkak sendiri hanya berjumlah seratus bubungan rumah atau seratus kepala keluarga.Selain berladang,kehidupan mereka sehari-hari bergantung pada mencari pekarangan untuk di buat pekasam.Kendati jarak kelekak ini cukup jauh dari laut,tak menyurutkan mereka un
Komentar
Posting Komentar