Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

DAUN SIMPOR

Gambar
 DAUN SIMPOR Simpor merupakan tumbuhan hutan yang berdaun lebar yang sangat khas bagi pulau belitung, dan banyak digunakan untuk sebagai bungkus seperti halnya tempe, walau sekarang kalah sama plastik, tetapi masih bisa dijumpai. Jika anda ke pasar  tradisional di daerah Belitung masih banyak penjual sayuran/bumbu dapur yang menggunakan daun Simpor ini sebagai bungkus. Untuk menemukan/mendapatkan Daun Simpor tidak begitu sulit dan masih banyak tumbuk di hutan belitung selain simpor yang umum digunakan sebagai bungkusan tadi, di Belitung juga terdapat Simpor Laki yang menurut sebagian masyarakat belitung mempercayai karena tumbuhan ini ada khasiat tertentu, kata mereka "salah satu buktinya di belitung tidak ada binatang buas" (boleh percaya atau tidak tergantung masing-masing). Pucuk Daun Simpor atau bunganya sangat disukai oleh Pelanduk (kancil) serta kijang. Karena masih mudah didapat hanya sedikit masyarakat belitung yang menanam pohon ini, walaupun sebenarnya

Si Kantan

Si Kantan Pada zaman sebelum Agama Islam masuk dan berkembang di Belitung ,tersebutlah seorang janda miskin yang hidup bersama seorang anaknya bernama Kantan.Dua anak beranak ini tinggal di sebuah kelekak yang sekarang bernama Cerucuk.Mereka hidup dari hasil menangkap ikan atau hasil laut lain nya serta buruan di hutan sekitar tempat tinggal nya. Hidup sebagai janda beranak satu,terasa sangatlah berat bagi ibu Kantan.Namun,akibat kerja keras ibunya,Si Kantan bisa tumbuh sebaagaimana layaknya manusia biasa dan bisa mandiri tanpa menggantungkan hidup pada orang tuanya setelah mulai menginjak dewasa. Dalam kedewasaan itulah,saat Kantan berujar kepada ibunya bahwa,ia bermaksud mencoba kehidupan lain di luar kelekaknya.Singkatnya ia ingin merantau,mencoba peruntungan di tempat lain,kalau-kalau kehidupan nya bisa berubah lebih baik.Tak bisa mencegah keinginan anaknya,ibu si Kantan akhirnya harus merelakan anaknya merantau,sambil terus berdoa ag

Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong

Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong Riwayat Putri Nurjanu atau Nibong Belegong . Alkisah Beberapa ratus tahun lalu,di kampong Aik Kelekak Nangkak ( sekarang Dusun Dudat ),tinggalah seorang ibu tua bernama Dayang Samak bersama anaknya-anaknya.Di rumah itu juga tinggal seorang gadis dari seberang bernama Nurjanu. Gadis ini konon dikabarkan berparas sempurna.Berkulit bening,laksana kaca.Hingga dilukiskan jika ia minum,air yang ia minum itu bisa terlihat ketika lewat di kerongkongan nya.Rambut panjangnya di lukiskan : bila di bersihkan perlu tujuh ramunan ( bahasa local berate kayu penjemur pakaian , red ) untuk menjemur.Hebat nian bunga Aik Kelekak Nangka ini. Penduduk Aik Kelekak Nangkak sendiri hanya berjumlah seratus bubungan rumah atau seratus kepala keluarga.Selain berladang,kehidupan mereka sehari-hari bergantung pada mencari pekarangan untuk di buat pekasam.Kendati jarak kelekak ini cukup jauh dari laut,tak menyurutkan mereka un

Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong

Riwayat Putri Nurjanu / Nibong Belegong Riwayat Putri Nurjanu atau Nibong Belegong . Alkisah Beberapa ratus tahun lalu,di kampong Aik Kelekak Nangkak ( sekarang Dusun Dudat ),tinggalah seorang ibu tua bernama Dayang Samak bersama anaknya-anaknya.Di rumah itu juga tinggal seorang gadis dari seberang bernama Nurjanu. Gadis ini konon dikabarkan berparas sempurna.Berkulit bening,laksana kaca.Hingga dilukiskan jika ia minum,air yang ia minum itu bisa terlihat ketika lewat di kerongkongan nya.Rambut panjangnya di lukiskan : bila di bersihkan perlu tujuh ramunan ( bahasa local berate kayu penjemur pakaian , red ) untuk menjemur.Hebat nian bunga Aik Kelekak Nangka ini. Penduduk Aik Kelekak Nangkak sendiri hanya berjumlah seratus bubungan rumah atau seratus kepala keluarga.Selain berladang,kehidupan mereka sehari-hari bergantung pada mencari pekarangan untuk di buat pekasam.Kendati jarak kelekak ini cukup jauh dari laut,tak menyurutkan mereka unt
Hikayat Keramat Gadong Buding adalah desa terdekat wilayah Kecamatan Kelapa Kampit,berjarak sekitar 44 kilometer dari Tanjungpandan,ibu kota Kabupaten Belitung.Penduduk desa ini memiliki legenda “ kebanggaan “, Keramat Gadong. Kisah ini terjadi jauh sebelum datang penjajah.Di saat jalan raya yang menghubungkan Tanjungpandan – Manggar ( seperti sekarang ini ) belum ada.Saat sebagian besar penduduk memilih tinggal di pedalaman untuk menghindarkan gangguan lanun yang suka merampok,serta menculik wanita dan anak-anak. Di antara penduduk Belitung yang tinggal dii pedalaman tersebut terdapatlah satu keluarga bermukim di sekitar daerah Buding mengarah ke Pering.Keluarga ini mengandalkan hidup dari hasil ladang,hingga mereka selalu berpindah-pindah mengikuti ladang yang di buka.Kepala keluarga itu bernama Kuman Manor.Ia memiliki seorang istri yang sedang mengandung anak keduanya dan seorang anak perempuan bernama Taila. Hatta.Suatu hari,saat sedang musim mengetam padi,kubok ( kumpulan rumah